dan aku pun runtuh
aku tau, kalian yang nggak tau apa apa mungkin akan langsung ngejudge bahwa aku cengeng, lemah, dsb. nggak masalah kok buat aku. everyone have their own opinions
tapi kali ini yang menjadi inti bahasan bukan masalah persepsi
aku bukan siapa yang kalian kenal. malam ini aku bener bener runtuh. aku bukan tachu yang itu, ratu yang ini, atau beatrix yang begindang. rasanya kepingin teriak, kenapa semua jadi begini?
banyak kata-kata yang kepingin aku ungkapin, tapi nggak satupun bisa keluar yang ada aku cuma mbrabak dan gemeteran sendiri. kalimat sepuitis apapun nggak akan bisa melukiskan malam ini
sudah beberapa hari ini aku nahan-nahan. walaupun sudah nggak aku pikirin, tapi kepikiran juga dan lama-lama makin parah. hari ini aku runtuh. aku depresi. lagi. dan nggak tau harus apa. sempet tersirat di kepalaku soal rokok. tapi aku sadar, rokok nggak akan bisa menyelesaikan apa apa lagipula aku bukan smoker. sore ini aku sebenernya sudah agak mendingan tapi ternyata malam ini aku bener-bener sudah nggak tahan lagi
aku mbrabak, akhirnya nangis sampe gemeteran.
aku sedih tapi aku yakin susah menemukan orang yang mampu mengerti perasaanku. aku merasa buruk di mata Tuhan, di mata teman-teman, dan di mata diriku sendiri
kenapa hidup terasa begitu menyakitkan?
aku cuman butuh seseorang yang bisa menjadi teman yang baik buat aku
terus, ada Nadhia, aku ada janji mbantuin dia ngerjain tugas cerpennya malem ini.. akhirnya, aku kasih dia ide cerita berbentuk sinopsis. secara nggak sadar, ide cerita yang aku tulis persis kayak apa yang aku alami. entah dia menyadari kemiripan itu atau engga
akhirnya aku bilang kalo seharian ini aku galau maksimal
terus, aku bilang apa alesanku bisa galau kayak gitu dan dia mengerti
aku bilang, aku udah nggak tahan lagi. seseknya terlalu menyakitkan. aku depresi.
ternyata bercerita juga membuat luka batin semakin menganga, aku semakin sedih dan pada akhirnya aku tinggal dia sebentar. aku pergi menyendiri dan nangis gemeteran, sambil mbatin betapa kejamnya kenyataan
dia nemenin aku bergalau gulana sampe dia sendiri ikutan mbrabak. aku udah nggak tahan lagi. aku nggak tahan kalo terus kayak gini. di satu sisi, aku terpaksa tau suatu hal yang tragis dan di sisi lain aku juga terpaksa menyembunyikan hal ini. ini bisa membunuh aku pelan pelan
tadi terpikir untuk ngambil pisau. nyilet-nyiletin tangan mungkin bakal nenangin aku
dan setiap kali aku nutup mata, yang keluar air mata. setiap kali aku berusaha nahan, justru aku semakin sesak
tapi dia nenangin aku, membuatku merasa berharga dan nggak sendiri.
aku terharu banget, aku nggak pernah sehancur ini dan di saat seperti ini aku ditemani sama dia. ini bikin nangisku tambah banter dan ingusku tambah mbuntu hidung
Ya Allah, kenapa bisa ada manusia sebaik ini?, aku mikir
aku... cuma manusia biasa yang punya batas-batas dan aku nggak sempurna tapi aku percaya bahwa ujian dan rasa sakit diberikan Allah kepadaku supaya aku menjadi manusia yang kuat
aku percaya, setelah ini akan ada akhir yang bahagia.. dan aku tak akan menangis lagi
jika nanti saatnya aku bisa bertemu dia, the first thing I wanna do is hug her, my mon amie
makasih udah nemenin aku yang cengeng ini :)
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire