Affichage des articles dont le libellé est fairy tales. Afficher tous les articles
Affichage des articles dont le libellé est fairy tales. Afficher tous les articles

mardi 7 août 2012

hanya tulisan di tengah apitan jenuh

aku tidak pernah melihatmu dari setinggi apa kamu ketika berdiri
atau warna kulit pergelangan tanganmu,
aku tidak peduli bagaimana orang-orang mungkin menilaimu

aku juga tidak tahu bagaimana aku di matamu,
atau seberapa cantikkah diriku
atau apakah aku pantas memberimu hati

ketika aku jatuh cinta,
aku mungkin tahu apakah aku memberi pada orang yang salah
tapi, ketika aku jatuh cinta padamu
aku hanya sanggup memberimu kesempatan,
dan diam-diam menyimpan seribu harapan
tanpa aku ingin menebak

aku hanya bisa diam, bukan membisu
karena aku tak tahu cara membuatmu terkesan
dengan kata-kataku yang polos dan terlalu sopan
lalu aku akan mengamatimu dari jauh
dengan senyum yang lugu

aku bukan perempuan yang pandai merayu
ketika kamu melihatku pun, aku hanya bisa tersipu
ketika kamu meresponku pun...
aku hanya bisa bertingkah lugu, terlalu polos barangkali
untuk sekedar menunjukkan sayang
aku tak bisa memberimu kode-kode untuk membuatmu tahu
ketika satu-satunya yang membuatku lega
adalah kau tidak sedang bersama siapapun
aku enggan memberitahumu, sungkan sekedar menyapamu
padahal dengan seluruh egoku,
aku ingin kau merasakan apa yang sama
makanya aku hanya bisa mencintaimu dengan sederhana
seperti isyarat awan kepada hujan

samedi 4 août 2012

goodbye, 15 welcome 16! \( ^ o ^ )/

being a fifteen years is a gift, yet the greatest pain I had ever got.


I'm sixteen now. Semoga di usia yang baru ini semuanya bertambah baik.
Usia baru berarti memulai chapter baru di kehidupan ini, tapi bukan cuma asal balik halaman, chapter baru itu harus disertai dengan visi misi yang baru
Tapi rasanya nggak akan lega melakukan itu semua tanpa melakukan flashback...
iya, kilas balik


nggak banyak orang yang tau apa aja yang udah terjadi selama setahun ke belakang ini. atau, kalaupun ada yang tau, mereka pasti baca blog ini tepatnya satu posting yang sudah aku delete karena isinya sangat out of privacy yang aku nulisnya sambil lost of control saking butuhnya tempat "sampah". atau, bisa aja mereka tau dari mulut orang lain. some rumors spreads so fast behind me.
ada yang nyenengin, ada yang bikin depresi, momen jatuh cinta yang cheesy, momen-momen yang menguatkan, memberi pelajaran supaya dewasa dan momen religius lain
kalo harus disebutin satu-satu, bisa-bisa keburu buka puasa nih #eh


aku nggak akan cerita kalo memang sekiranya nggak perlu dan nggak dipaksa. makanya jadi cuman beberapa orang aja yang tau dan sebagian besar orang pasti bertanya-tanya ada apa sih kok aku gini. dimulai dari momen spiritual sampe yang galo.

  • di umur 15 kemarin, akhirnya aku bisa ngelihat "itu". pada awalnya, memang sudah bisa merasakan tapi karena suatu peristiwa yang cukup mengerikan jadi bisa "melihat", "mendengar", dan "merasakan". nggak cuma itu, firasat pun jadi sangat tajam. meskipun awalnya ganggu banget karena gak nyaman, tapi setelah diyakinin seorang kakak jadi aku mau mertahanin itu sampe sekarang...
  • aku jadi lebih ngerti, apa arti kata home dan apa maknanya. aku jadi lebih ngerti kalo mereka nggak akan bisa tergantikan, sekalipun oleh lingkup orang-orang asing yang sangat mau mengerti kamu. keluarga, sampe kapanpun dan setua apapun, kesanalah kamu akan kembali. bukannya aku baru sadar sama statement itu, cuma aku baru ngeh sama maknanya. sampe akhirnya, aku secara nggak langsung ditegur sama Allah SWT dan itu menyakitkan banget sampe2 ngefek ke nilai rapor dan ke psikis juga. tapi, untunglah, aku masih dikuatin sama Allah, temen2 se geng, dan sama kakak juga. mulai dari situ, aku beritikad mau memperbaiki hidup biar hal2 macam itu nggak usah lagi terjadi. 
  • hardwork, hidup perlu kerja keras untuk mencapai mimpi-mimpi. hidup tanpa mimpi sama aja nggak hidup, kata orang. nggak ada ceritanya bisa sukses tanpa usaha keras dan sikap yang selengekan dan menyepelekan, sukses harus diawali dengan niat. terus, usaha yang keras disertai doa insya Allah berhasil :)
  • heart broken. yang satu ini nggak bisa dilewatkan, karena diam-diam punya sumbangsih yang besaaar banget dalam membentuk aku yang sekarang. aku nggak perlu disakiti berkali-kali baru bisa ngambil hikmahnya, aku cuma perlu di sakiti sekali, nangis, sebel, lalu perlahan-lahan move on dan melanjutkan hidup. sampe sekarang, aku emang nggak mau ngobrol lagi sama sang mantan. bukan karena aku benci, tapi aku sudah memaafkan dia dan aku taulah dia itu orangnya kayak apa, so far kalo aku membaiki dia aku yakin di kepalanya ada pemikiran semacam aku itu rendahan dan mengais kata balikan. ha. cinta butuh proses. cinta yang asli nggak akan mengacuhkan. cinta yang asli nggak munafik. ya sudahlah, dia adalah tipe mantan yang akan selalu menjadi semacam "cela" dalam hidupmu, dia dan segala perbedaan di antara aku dan dia yang... way too much.
  • friends. adalah mereka-mereka yang menemani dalam melewati detik demi detik. yang udah tau kebiasaan-kebiasaanku, kesukaanku, dan juga rahasia-rahasia yang aku sembunyiin. topik obrolan favorit biasanya sih yang berbau asmara hahaha. walaupun dulu lebih sering seneng-seneng, tapi aku sayang mereka {} 

kalo dilihat, mungkin setahun kemarin adalah waktu yang sangat labil, remaja banget, dan agak-agak terlalu hedonis. rasanya geli juga kalo inget betapa dulu sering galau duniawi nggak penting, begadang nggak penting, dan pergi-pergi nggak penting.
tapi, sekarang alhamdulillah banget, Allah sudah nyadarin aku, jadinya sekarang aku udah mengurangi hal-hal berbau hura-hura


sampe sekarang, aku belum minta kado apa-apa. kalo keinginan sih aku pengin banyak, aku pengen samsung galaxy s3, ipad, dsb, tapi aku sadar yang aku butuhin sebenernya bukan itu


hidup butuh penjajakan menuju lebih baik, selangkah demi selangkah sampe akhirnya menjadi seorang muslimah yang baik di mata Allah SWT, amin allahuma amin :)

vendredi 3 août 2012

kamu pikir, siapakah aku ?

kamu pikir, siapakah aku?
yang telah lama terpaku pada satu wajah
yang enggan mencinta kembali jika bukan dia
yang pula lelah merasakan bahagia


kamu pikir, siapakah aku?
cuma bunga yang mudah berharap
cuma bunga yang tak terlalu mempesona
atau bunga yang kesepian, terlalu mempesona untuk diraih
terlalu indah untuk dipetik dari tangkainya
bahkan sekedar dibelai manja


kamu pikir, siapakah aku?
yang rela jatuh cinta kepadamu
selain satu wajah itu yang membayangi impianku
menyimpan hasrat rindu untukmu
padahal kau pun entah siapa
yang membuyarkanku dari lamunan

Aku Ingin - Sapardi Djoko Damono


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada

jeudi 21 juin 2012

fly me to the moon


if there's a state of mind I wanna be in
it's neither a wonderland nor a loud place
even though it's not a nature-like point
it's a home to the adventurous soul
to the thirsty soul, it craves for something
for something it can't have,
and it stands out for who it is,
I cut in half on the path of this long journey
fly, fly me to the moon
fly me to the edge of your heart
keep me straight for who I am
and fly, fly me softly to those sky of yours

tersipu


nyanyikanlah aku sebuah lagu
dengan suaramu tersendat ragu
akankah kau lakukan itu untukku

seperti bias pelangi pada langit kelabu
yang mendatangkan perasaan agung
penuh candu dan sendu menerawang
meniadakan ekspektasi fana
yang merajuk cumbu

entah kau pun telah tahu
atau kau memang belum tahu
biar cinta tersembunyi di balik tirai
dan tergugu dalam malu

jika


apakah kamu ditulikan
dari teriakanku yang menggema
dan menggaungkan rindu berpeluh
dan biar aku terjebak dalam ruang hampa
kamu hadir di sela bahtera yang karam
sementara aku termangu dalam pikiran malam
dihanyutkan asa yang pupus
dan dunia yang acuh menorehkan luka
bila aku katakan aku mencintaimu,
akankah kau lari menyusuri gurun
demi menghindariku yang di laut?
bila aku katakan aku menyayangimu,
akankah kau mencampakkanku
seperti bulan menampik siang?

the cheated heart - Arthur Rimbaud

je t'adore Arthur Rimbaud! je t'aime, monsieur. I love all of his works, he gave a very excellent touch to every single of his poem. 


My poor heart dribbles at the sternMy heart covered with caporalThey squirt upon it jets of soupMy poor heart dribbles at the sternUnder the gibes of the whole crewWhich burst out in a single laugh, 
My poor heart dribbles at the sternMy heart covered with caporal.
Ithypallic, erkish, lewd,Their gibes have corrupted it.In the wheelhouse you can see graffiti*Ithypallic, erkish, lewd.O abracadantic wavesTake my heart that it may be cleansed!Ithypallic, erkish, lewd,Their gibes have corrupted it 

When they have finished chewing their quidsWhat shall we do, o cheated heart?It will be bacchic hiccups thenWhen they have finished chewing their quidsI shall have stomach heavings thenI can swallow down my heart:When they have finished chewing their quidsWhat shall we do, o cheated heart?

dimanche 13 mai 2012

takluk


kamu adalah satu gumpalan awan merah
kamu menjadi anomali di langit kelabu yang sunyi
menjadi demonstran terhadap kepaduan
menceraiberaikan kesatuan yang semu
dalam hening yang tercipta
kamu beraninya mencumbu rayu ku
hendaknya ku biarkan daripada kamu merajalela
menjadi candu bagi sore dan larut malamku
kamu raja dari diraja yang berkuasa
menaklukkan sang bilqis yang lugu
membuatnya tahu adat

kamu acuh namun aku peduli, kumohon bahagialah untukku
kamu seperti kosnpirasi tingkat tinggi, misteri
namun telah tercipta sebuah jalan
langkahku saling silang merengkuh sang diraja nan agung
tunggu. tunggu disana!
biar. biarlah salamku mewakili segala asa untuk merengkuhmu

intermezzo, candu, dan kamu


imajinasi medium yang menjadi dasar
yang kadangkala menipu realita yang sinis
menjadi semacam intermezzo untuk sebuah pendakian
tajam, penuh kerikil, dan amatir
sikapmu yang kadangkala acuh
nama yang merindumu menjadikanmu candu
opium bukan intermezzo, namun ia candu
kau adalah candu, kau intermezzo, dan kau manusia
bukan opium linting murahan
rasuki raga setengah sadar yang menginginkanmu
isi kealfaan rabaan kasih yang ia butuhkan,
letupan-letupan kembang api yang fantastik
buat ia melambung tinggi
tinggi sampai ia terpuaskan bahwa nyata adalah mimpi

abstraktif


saling paradoks,
bisa juga ku sebut kontradiktif satu sama lain
coretan berani yang tegas
merah api melawan biru samudra
gejolak yang tak terelakkan
memercikkan harmonisasi keindahan yang gelap
namun sunyi tanpa motif,
ia hening dalam gaduh yang kasat
ia bimbang,
namun sejatinya adalah suatu yang nyeni
sesuatu yang tak terdefinisikan oleh barisan huruf

paradoks


kamu membuatku ingin main kembang api lagi
dia ingin membuatku bermain perahu kertas
kau bergelora dalam asa muda yang pemberani
seperti kuda sembrani menantang badai
dia menenangkan jiwa penuh lara yang ternoda
seperti kepak sayap kupu-kupu biru
kau mengajakku menantang segala probabilitas
dia mengajakku membuat ekspektasi terhadapnya
kau mengajakku pada hingar bingar yang impulsif
dia mengajakku pada suatu ketenangan duniawi
adalah paradoks.
paradoks dalam hidup yang bergejolak

sang pemimpi


aku yang telah mendaki gunung
telah ditenggelamkan ke palung
aku tidak akan takut
hempaslah aku, ombak yang angkuh
rapuhkanlah aku jika berani, kenangan yang dungu
Kau telah menempaku dengan keras
menempaku dengan panas bergelora
menyiramku dengan hujan badai tiada ampun
sampai aku menjadi intan di antara batu karang
aku berlari merentangkan tangan
menggandeng awan dan mengejar matahari
lalu memeluk sang bulan malam
aku bukanlah pungguk,
aku hanya pemimpi yang pragmatis

ibu pertiwi


perempuan itu termangu-mangu
wajahnya tak tampak lelah
sekilas terlihat bekas kegaharan
di balik elegannya pancaran kedewasaan
masih cantik memikat meski telah menabrak karang
usia pun ia telah uzur
agaknya mulai lelah menatap anak anaknya
ada ratusan juta jumlahnya
namun hanya beberapa yang mentas jadi orang
ia mulai jemu melihat mereka yang mulutnya berbusa
jemu menatap mereka yang minum air kali
jemu pula melirik mereka yang acuh
satu per satu kemajuan di buat mereka yang mentas,
tapi ia tak kunjung senang
tak kunjung berhenti ia dilarut duka

politisi

tuturmu adalah asa merengkuh nyata
hendak tersampaikan namun enggan
realita adalah duniamu yang nyata
namun kesadaranmu masih jauh dalam mimpi
adalah anomali tiap tingkahmu di depan kami
adalah madu berlapis dusta atau dusta dibalut madu
tuturmu adalah alibi
sabotase terhadap senyum-senyum mereka
berkacalah pada cermin yang tak retak
semoga angin menghempasmu dengan keras
sampai kau jatuh, jatuh lalu penuh luka rupamu
biar kau lihat sekumpulan manusia minum air kali

jatuh cinta

adalah sebuah sunyi dalam gaduh yang menghentak
adalah sebuah alunan dentingan simfoni dalam demonstrasi
adalah abu abu dalam merah, iya langit kelabu dalam riuh kemarau
dari sebuah sudut dari pada dimensi yang sama aku menatap
mengapa aku bisa begitu lugu
mengapa aku bisa terjebak dalam sesuatu yang absurd darimu
kau tidak seperti bulan benderang,
kau juga bukan matahari yang gulita
apalagi bintang yang berkedip genit melambai
kau tidak terdefinisikan oleh ekspektasi
kau tidak terkalahkan oleh akuisisi
aku lugu tidak tahu apa-apa


dalam bentangan lenganmu aku hanyalah kupu kupu yang terlaknat
berwarna sehitam jelaga akibat dosa dan dusta
namun jadilah aku putih jika telah tersentuh olehmu
seperti debu disapu hujan
kau mencumbu impian, kau meracuni mimpi
kau membunuh argumentasi
dari dunia putih dimensi berbeda yang absurd milikku
aku memandangmu penuh asa yang melayang syahdu
dan kau menjamahnya tanpa ampun
menelanjangiku dari dosa
menyeretku pada sebuah jalan putih yang tak berkelok
membuatku tunduk dalam kekuasaanmu yang tak terbantahkan
kau, dengan gravitasimu, menjatuhcintakanku dalam sunyi

dimanche 29 avril 2012


Sayup, gerutuan-gerutuan para usia muda yang terdengar sepenjuru jangkauan pendengaranku. Lagaknya seolah mereka lama bertarung dengan waktu, pengalaman, dan derita tanpa ujung. Dasar amatir, cibirku. Lakunya seolah mereka telah mangkat dari jabatan jenderal peperangan. Padahal, baru saja datang kemarin sore dari dermaga ujung sana. Patetik, cibirku lagi.
Mereka belum apa-apa sudah sesumbar, lagaknya macam burung merak minta kawin padahal belum matang benar. Seperti beo murah bersanding dalam pertunjukan nyanyi. O begitukah, cibirku.
Lalu, sesumbarlah tentang problema asmara yang katanya membuat mereka tak tidur belasan malam. Kekanakan, batinku. Mereka itu tidak pernahkah berkaca betapa rupa mereka sudah seperti hantu opera? Tapi, apakah mereka itu telah tahu bahwa hantu opera itu "BERTOPENG"? Terlalu banyak sumbarmu, bohongmu, semakin dangkal pengalamanmu, anak muda.
Belum genap dewasa usiaku, namun aku sudah berulang kali menghunus pedang dalam medan perang. Kolonialisme model baru penuh pemaksaan, istilahku. Sampai lelah aku menanggung segala luka perang ini belum lagi segala sesal akan hunusan pedang. Kepada para penonton dengan tatapan nanar di depan panggung. Hidup layaknya seni opera. Engkau sang aktor dengan pengiringan suara musik dramatis dan mereka sang penonton disana tugasnya ya cuma menonton. Dan berkomentar. Tentu saja. Apa lagi gunanya menonton opera selain menghibur diri, menikmatinya, lalu mencibirinya habis-habisan?
Para penonton itu tidaklah ikut tahu menahu tentang semua di balik sandiwara memukau. Mereka tak tahu apa yang sesungguhnya terjadi bila tirai besar merah itu ditutup. Mereka tidak tahu apa yang ku rahasiakan. Tak ku butuhkan itu simpati palsu dari mereka! Mereganglah sana jika engkau berani membuat satu dua tuduhan palsu! Sesekali berderailah air mata itu boleh tapi jika terlalu sering malah membuat hidupmu tak ubahnya drama sepasang kekasih yang mati muda, dramatis. Tapi, apakah itu adil, wahai para penonton sandiwara hidup? Jerejak-jerejak burung punai masih membekas di langit, setali tiga uanglah dengan sisa-sisa kebaikan. Masih terlalu banyak harapan untuk ditinggalkan. Mimpi buruk datang sekali dua kali, tapi tawa bukankah terlalu sering datang? Terlalu cepat bagi mu atau ku atau kita untuk mati sekarang. Jangan. Kopi rasanya masih enak, jangan.
Bung, raga laknat seperti itu sekali-sekali perlu juga dijilati cambuk. Barangkali untuk memanggil kembali kekuatan. Barangkali juga untuk menyadarkanmu kemana kau harus berlari. Berlarilah, selama itu arah yang benar. Merangkaklah bila kekuatanmu habis tapi tetap pada arah yang benar. Yakinlah kau akan bisa bertarung lagi. Lagipula masih banyak obat penghilang rasa sakit, santai saja.
Maka, pelajaran moralnya adalah hidup itu selain panggung opera juga merupakan medan pertempuran. Bisa dua-duanya, atau juga bisa menjadi semacam warung kopi di tengah kenaikan harga BBM, riuh.

dimanche 15 avril 2012

the new world : pocahontas

I want to share my opinion about this movie,
actually, I want to share about the proper using of grammar since writing with wrong grammar is totally harmful for my eyes. HA! but that's not the point, I decided to hold back my will to explain the proper using of grammar since it'd harm others' feelings. I forgive if people make mistakes, however I'm still a kind-hearted person o:)


so, this movie was released on 2005. It's a nice movie and I give my four stars. I watched the short version (trailer, I mean) on youtube. Suddenly, I realized that this movie was more than just a historical romance. Yes, it might based on the time when British people found the new continent that later called as "America". It contains historical things such as when the British found the land of Indian people. But, this movie version is tend to showing the true romance -what romance movie should be, not like what's there nowadays- In my opinion, this version is way much better than Disney's version. I mean, this version is more heart-touching and real, since I think the Disney's is too childish - it doesn't give me a sensation of the movie, I don't get the feel.
If you need a romantic movie to watch, go to the dvd rent and borrow it. I recommend this movie.


Sebenarnya, film ini menceritakan tentang "move on".
Cerita dimulai ketika Pocahontas sedang berdoa. Pocahontas melihat kedatangan tiga kapal pasukan Inggris. Ketiga kapal itu merupakan kapal suruhan kerajaan Inggris untuk menemukan Dunia Baru bernama Amerika. Kapal-kapal itu mendarat di sebuah tempat bernama Virginia.


Sang kapten kapal bernama John Smith. Ia dan beberapa awak kapalnya memutuskan untuk pergi menjalankan misi mereka. Ketika sedang menjalankan misi, John Smith tertangkap oleh sang kepala suku yang bernama Powhatan. Smith nyaris dieksekusi ketika Pocahontas menghalangi pengeksekusian Smith.


Smith diterima menjadi bagian dari suku. Ia juga berteman dengan Pocahontas bahkan ia jatuh cinta pada putri kepala suku itu. Mereka saling jatuh cinta satu sama lain dan disini lahirlah quote yang terkenal itu yaitu "I'd rather die tomorrow than living a hundred years without knowing you" yang diucapkan Smith pada sang pujaan hati. 
Englishman atau orang-orang Inggris memanfaatkan hubungan mereka yang intens untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Sementara itu, Smith terpaksa harus menerima kenaikan pangkat yang berarti kembali ke Inggris karena misinya berhasil. Pocahontas sangat sedih mengetahui hal ini ketika Smith lebih memilih karirnya ketimbang dirinya. Ketika Smith pergi, keadaan menjadi serba buruk. Orang-orang Inggris memanfaatkan keadaan saat Smith tidak ada. Selain itu, Pocahontas juga diculik.
Selama masa penculikan itu, Pocahontas bertemu John Rolfe. Rolfe adalah seorang pria Inggris yang jatuh cinta padanya dan membantunya beradaptasi dengan kehidupan ala Eropa. Kemudian, Pocahontas menikah dengan Rolfe dan juga dibaptis sebagai Rebecca Rolfe. Mereka memiliki seorang anak laki-laki. 
Suatu hari, Rolfe dan Pocahontas harus pergi ke Inggris untuk menemui sang Ratu. Di Inggrislah, Pocahontas akhirnya bertemu lagi dengan Smith. Disini, Smith mengatakan bahwa dia masih mencintainya dan ingin Pocahontas pergi bersamanya menjelajahi dunia. Tetapi, Pocahontas menolak. Pocahontas menyadari bahwa Smith bukanlah yang terbaik untuknya, tetapi Rolfe adalah "the one" yang seharusnya ia cintai, bukannya Smith. Pocahontas menghampiri Rolfe yang kecewa dan mengakui bahwa ia mencintai Rolfe.


Bagus? Jelas. But, I decided not to tell you about the ending. You'll be surprised if you know the ending.
Gimana aku bisa bilang kalo ini bercerita tentang move on?
Look at this, Pocahontas pada awalnya mencintai John Smith. Mereka berdua saling mencintai satu sama lain dan kenangan-kenangan mereka berdua sulit untuk dilupakan. Dan, Pocahontas sangat terpukul ketika Smith meninggalkan dirinya demi karir. Di masa-masa yang menyedihkan itu, Pocahontas bertemu dengan John Rolfe yang benar-benar tulus mencintainya. Pocahontas sadar bahwa dia harus memilih orang yang mencintainya ketimbang orang yang dia cintai. Nyatanya, akhirnya ia bahagia dengan Rolfe dan berhasil melupakan Smith.
See? Her love story with Rolfe lasts forever even though one day the have to separate ways 'caused by a door called death. With Rolfe, she found happiness.
I wish, I can find my own Rolfe. I've forgotten him and all the shits about memories, I've decided my way not to go back no matter what. I know that there will be someone who is way much better than him, I know that I will get my own happy ending :)
"I need to find my own Rolfe, not another Smith" - Betlix


I got the link if you want to watch the movie, http://www.youtube.com/watch?v=tfQn1cNABuc

vendredi 13 avril 2012

elegi

sejenak aku berhenti dalam segala aktivitasku berkat sebuah nama yang tiba-tiba hinggap ke dalam benak seperti seekor kutu loncat. tiba-tiba hinggap, sejenak tinggal, lalu kemudian pergi terbawa arus penat tak tertahankan,
tetapi dalam setiap gelapnya malam ku lalui, selalu saja ada waktu -beberapa menit berharga yang penuh senggang- untuk membuka sebuah kotak beludru hitam berpita merah. tidak satupun tahu apa isinya. tidak satupun kecuali aku dan Tuhan
berbagai macam kenangan yang singkat namun menggurat jiwaku dalam-dalam dan menancapkan setengah cakarnya yang tajam disana lalu cepat-cepat mencabutnya sehingga yang ku rasakan adalah semu
kau mengajakku merajut khayal dan ragu,
kau mengajakku menari dalam permadani bunga-bunga mawar merah, kau membuatku mau menghitung konstanta jarak yang membentang. kau membuatku mengerti bahwa cinta tak membutuhkan variabel-variabel.
kau membisikkanku sebuah elegi, nampaknya terukir penuh rindu namun senyap menguasai antara engkau dan aku... padahal sejuta kata-kata bermajas telah menguasai benakku - telah mendesak untuk ku ungkapkan
emosi yang meluap luap dalam jiwaku namun berhasil ku redam dan ku desak dalam sampai nyaris tersembunyi dan terbengkalai
namun jujur
setiap ku melihat seseorang menendang bola di kakinya, aku teringat olehmu, dan di kedua mataku ini seperti engkaulah yang menendang bola itu,
setiap ku lihat setangkai mawar merah dengan kelopak-kelopaknya yang segar bersemi, yang ku ingat adalah dirimu
setiap ku melihat matahari muncul pada pagi hariku, itu juga masih dirimu yang disana.
apakah kau menguasai hari-hariku?
apakah kau punya sayap yang menutupiku dari godaan akan adanya yang lain lain? dan disanalah aku mulai menemui sayap abu-abu yang nyaris patah milik seekor garuda.
ada apa denganku?
dongeng indah ini mungkin bukan benar benar milikku, bisa saja ini hanya bayang semu musim tanpa gemintang yang sungguh kelabu
tapi semua memang serba abu-abu
kau tidak akan tahu batas-batas, yang kau tahu hanyalah terus saja melangkah karena jalannya hanyalah satu ruas. 
kau, bintang biruku, sedang apa kau disana? Disini, aku menabur mawar merah yang sama agar angin tahu dan menangis lalu mengadu pada bintang-bintang... dan biar bintang-bintang itu mengabarimu : aku rindu.

lundi 26 mars 2012

sebuah fajar di awal minggu

...dan aku tetap terjaga entah sampai kapan. Sesekali mataku melirik jam yang menggantung di dinding bercat krem. Waktu sudah menunjukkan hari akan beranjak pagi tapi aku tetap tak beranjak dari sini menunggu tanda-tanda kehadiran sesuatu yang ku nantikan sejak awal mimpi ini.


Layaknya mimpi, pertemuan-pertemuan lalu itu maya tapi bukan fatamorgana. Bahkan perasaan pun tidak terbohongi sedikitpun. Seolah tak pernah terjadi dan mudah kau dustakan kebenarannya tapi membekas. Tak ubahnya seperti melihat hantu. Seolah tidak nyata tapi tak bisa terlupakan
Dan aku telah memberitahu diriku sendiri. Aku membisiki relung-relung jiwaku bahwa ini mungkin akan membawaku pada mimpi buruk yang lain, tapi dia menyegarkan jiwaku seolah mengajakku pergi ke pantai. Ya! Dia mengajakku ke pantai! Dia menceritakan dunia melalui kata-kata, terangkai indah begitu saja, dan aku pelan-pelan mengerti bahwa ini tidak bisa dikonfrontasi lagi. Benarkah aku telah jatuh cinta?
pujangga keparat pecandu arak mana yang bisa menjelaskan mabuknya ditenggelamkan dalam samudra romansa? Bahkan, aku sendiri pun tidak bisa menjelaskannya. Tidak dengan kata-kata, dengan lukisan di kanvas, bahkan dengan sebuah mimik ekspresi jiwa. Dirinyakah yang begitu indah hingga begitu usah untuk di deskripsikan? ataukah perasaan ini saja yang menjadi demikian polos tanpa dosa?
...dia bangkitkan jiwaku. dia datang membawakanku sebuket mawar maya dan senyuman yang terlukiskan dalam tiap-tiap frasa kata yang ia bentuk. tiap-tiap konsonan dan vokal yang ia susun seolah mencerminkan ekspresi-ekspresi tersendiri dari luapan rasa yang tak tergambarkan seperti apa wujudnya. dia membawa kembali senyumku. dia memberitahuku dan aku seolah melupakan apa yang ia beritahukan, tetapi aku mengingat dengan jelas perasaan yang ku rasa ketika ia memberitahunya. aku mengumpulkan pecahan-pecahan mozaik percakapan untuk membentuk sebuah afeksi yang walaupun kecil tapi memiliki efek seperti kepakan sayap kupu-kupu...kecil namun mengubah dunia.
andailah jarak ini yang dikatakan pujangga sebagai penghambat bisa dimusnahkan dalam sekali klik. apakah aku ingin menemuimu? apakah aku pun tahu apa yang ku inginkan darimu? apakah aku tega memintanya kepadamu?
namun aku merindu! kau mungkin sama saja dengan bintang-bintang yang mengisi gelapnya malam-malamku. namun, kaulah satu-satunya yang menemaniku dan mendengarku. hanya kaulah satu dari sedikit yang walau sebentar namun telah memberi kasih tanpa terperi. kau mengunciku dalam biru. atau mungkin kau satu-satunya yang seperti itu... entahlah. aku melaju mencarimu dalam entah.


...dan itu kamu yang duduk manis dalam mimpiku. itukah kamu yang sengaja memintaku memimpikanmu lalu sekonyong-konyong datang? ya, itu kamu.
itukah kamu yang meski tidak memberiku sebuah simfoni? ya itu kamu. tapi kamu membuatkanku sebuah peran yang indah untuk dijalani.
itu kamu yang membuatku tersenyum meskipun percakapan ini tidak terjadi secara fisik. aku seolah hanya berbicara kepada angin... angin yang menghembus ombak pantai dan membawa kelopak-kelopak mawar kepadamu. sementara disini aku mengukir namamu ditemani para kupu-kupu. engkaulah pelindung yang pengasih yang datang ketika fajar menyingsing.


...dan aku masih terjaga sampai matahari hampir berangkat menyinari jagad. tetapi inilah caraku sendiri yang mungkin terasa abnormal pada logikamu untuk menemuimu. sebuah atau mungkin seorang fajar. aku hampir melihat 'fajar' menyingsing. aku hampir melihatmu. tetapi kamu berbeda dengan 'fajar' menyingsing.
satu-satunya persamaan kalian adalah kalian sama-sama mengantarkanku pada halaman baru pada buku ku.
buaianmu padaku kiranya sama dengan buaian sinar matahari. meskipun tidak terasa pada  tubuhku, tetapi menghangatkan jiwaku dengan caramu masing-masing.
ya, itu kamu.